PENETEPAN KADAR LEMAK METODE SOXHLET PADA SAMPEL BUBUR BAYI INSTAN
Kelompok 7
. - Fakhrurrazi Waridi Sidqi
2. Yessi Yolanda
3. Yuli Yulianti
A. Pendahuluan
Analisis kuantitatif kadar lemak dalam sampel bubur bayi instan dengan pemilihan metode Semi-Continuous Solvent Extraction di dasarkan pada kecukupan alat dan bahan serta pereaksi lain yang ada di laboratorium dan juga berdasarkan pengetahuan metode yang telah di uji sebelumnya oleh karena itu maka analisis dapat diperkecil faktor kesalahannya. Metode ini dipilih karena langkah analisisnya simpel dan cukup efisien. Pentingnya analisis kuantitatif kadar lemak karena beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor legal (mematuhi standar atau aturan pelabelan nutrisi).
2. Faktor kesehatan (perkembangan makanan rendah lemak).
3. Faktor kualitas (sifat makanan tergantung kadar lemak total).
4. Faktor proses (kondisi proses tergantung kadar lemak total).
Pentingya melakukan analisisi kadar lemak dengan metode Semi-Continuous Solvent Extraction karena dapat mengetahui kadar lemak kasar yang terdapat dalam sampel yang sesuai dengan aturan yang sudah distandarisasi.
Melakukan Analisis kadar lemak dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor pentingnya analisis kadar lemak setelah di lakukan perhitungan yang benar, karena hanya menentukan kadar lemak kasar (tidak keseluruhan lemak total) jadi hanya beberapa faktor yang dapat di ketahui, beberapa faktor itu adalah :
1. Aspek legal (mematuhi standar/aturan pelabelan nutrisi)
2. Aspek kesehatan (perkembangan makanan rendah lemak)
3. Faktor ekonomi
Dalam aspek legal setelah melakukan tahap analisis dan perhitungan, selanjutnya di dapat kadarnya maka apabila kadarnya tidak sesuai dengan aturan maka dapat di pastikan sampel bubur bayi instan melanggar aspek legal dan tentu saja bila tidak sesuai aspek legal maka apek kesehatan pun diragukan, sehingga tidak baik untuk di konsumsi dan juga dapat mempengaruhi faktor ekonomi.
Lemak dan minyak merupakan bahan yang sebagian besar dikandung bahan-bahan dan produk-produk pertanian. Dengan diketahui kadar lemak dari suatu bahan, maka dapat ditentukan bahwa bahan tersebut merupakan sumber lemak atau bukan sumber lemak. Selain itu, apabila diketahui kadar lemak dalam suatu bahan, maka dalam penyimpanan bahan tersebut perlu diperhatikan agar tidak terjadi proses hidrolis atau oksidasi terhadap lemak yang mengakibatkan menurunya mutu bahan tersebut (Netti, 2002).
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolemak, glikolemak, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholemak, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut (Herlina, 2002).
Menurut Buckle (1987), Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.Lipid terdiri atas lemak dan minyak yang banyak dihasilkan hewan dan tanaman. Lipid umumnya berupa trigliserida yang merupakan ester asam lemak dan gliserol maupun gugus senyawa lain/komponen non lipid lain. Lipid memiliki sifat kimia dan sifat fisik yang berbeda-beda, seperti:
- Sifat fisik dan kimia lipid
Pada suhu kamar, lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, lemak padat berwarna putih kekuningan, dapat membentuk kristal lemak, larut dalam pelarut organik, dapat melarutkan beberapa jenis vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K
Dalam sifat kimia, lipid tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang, atau berbentuk siklis, terdiri atas ester asam lemak dengan gliserol atau dengan
gugus senyawa lain, lemak banyak mengandung asam lemak jenuh (sedikit ikatan rangkap), minyak banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (banyak ikatan rangkap).
gugus senyawa lain, lemak banyak mengandung asam lemak jenuh (sedikit ikatan rangkap), minyak banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (banyak ikatan rangkap).
B. Prinsip Praktikum
Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar. Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara destilasi. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel.
- Bahan
1. Sampel
2. N-Heksan
3. Air keran
4. Aquades
- Alat
1. Benang kasur
2. Oven
3. Kertas saring
4. Penangas air
5. Neraca analitik
6. Eksikator
7. Tangkrus
8. Erlenmeyer dan beaker glass 250 mL
9. Seperangkat peralatan soxhlet
- Prosedur kerja metode soxhlet
1. Bahan baku (dalam keadaan kering) digerus terlebih dahulu lalu ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam selongsong atau dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan benang.
2. Timbang labu dasar bulat yang akan digunakan dengan neraca analitik (A gram).
3. Masukkan pelarut yang tersedia ke dalam labu tersebut dengan volume 3 hingga 4 kali volume tabung soxhlet.
4. Rangkai labu dengan tabung soxhlet dan kondensor seperti pada gambar, kemudian cek aliran airnya.
5. Panaskan penangas pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut.
6. Pamanasan dilakukan terus menerus sampai terjadi sirkulasi campuran minyak dan pelarut di dalam soxhlet extractor (sampai larutan yang keluar dari tabung soxhlet bening, atau sirkulasi telah berjalan selama 12-15 kali atau minimal 2 jam)
7. Ekstrak kemudian didestilasi untuk memisahkan pelarut dari minyak atau dapat dipisahkan menggunakan rotavapor.
8. Minyak yang ada di dalam labu dasar bulat yang masih mengandung sedikit air atau pelarut dikeringkan di dalam oven pada suhu 120o C selama 2 jam lalu dikeringkan di dalam eksikator dan ditimbang kembali (B gram).
F. Data penimbangan
1. Berat kertas saring : 0,4671 gram
2. Berat sampel : 4,9607 gram
3. Berat labu konstan (Wo) : 107,1815 gram
4. Berat batu didih (W1) : 1,2017 gram
5. Berat labu setelah ekstraksi (W2) : 108,4793 gram
6. Bobot lemak : W3 - (W1+W2)
108,4793 – 108,3832
0,0961 gram
G. Data perhitungan
Kadar Lemak (%) = Bobot lemak/bobot sampel x 100%
Kadar Lemak (%) = 0,0961/4,9607 x 100%
Kadar Lemak (%) = 1,93%
H. Pembahasan
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak dan lemak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu minyak dan lemak dapat menghasilkan 9 kkal/gram sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 Kkal/gram. Lemak dan minyak terdapat hampir di semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya.
Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Minyak atau lemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, petroleum eter . (Sudarmadji, et all 1996).
Pada praktikum penentuan kadar lemak, kami mengambil bubur bayi instan sebagai sampelnya. Selanjutnya sampel ditimbang pada timbangan analitik sebanyak ±5 gram, lalu dibungkus dengan kertas saring dan diikat untuk kemudian dimasukkan ke dalam Thimble. Thimble adalah selongsong tempat sampel yang ada pada perangkat Soxhlet. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke Thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam Thimble, larutan sari ini terkumpul dalam Thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
Ekstraksi lemak dibantu oleh pelarut n-heksana. Pelarut n-heksana merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Proses yang terjadi pada Soxhlet berlangsung selama ±3-4 jam. Lemak yang telah diekstraksi akan tertampung di labu lemak. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi pelarut) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Pelarut organik yang digunakan untuk mengekstrak lemak pada sampel dalam analisis ini adalah n-Hexane. Hexane adalah senyawa hidokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. Paparan n-hexane dalam jangka waktu singkat dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan sakit kepala, pusing, bingung, mual, kikuk, mengantuk dan pengaruh lain yang menyerupai orang mabuk. Hexane adalah larutan yang mudah menguap pada suhu cukup tinggi sekalipun, sehingga baik untuk mengekstrak lemak. Hal yang harus diperhatikan saat analisis metode soxhlet adalah praktikan harus tetap menjaga kestabilan jalannya pendingin air, suhu pemanasan, dan konsentrasi pelarut organik yang dipakai. Maka dari itu diharapkan perlu adanya ketelitian yang tinggi karena pada suhu tertentu pelarut organik akan keluar dari kondensor dan menimbulkan bahaya terbakar.
I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum penentuan kadar lemak pada sampel bubur bayi instan didapatkan kandungan lemak sebesar 1,93% dalam 4,9607 gram sampel.
kak bisa gak pelarut nya di ganti jgn pake n-heksan ?
ReplyDeletePelarut didasarkan pada kepolaran zat yang akan dilarutkan. Lemak termasuk senyawa non-polar, maka dalam pemilihan pelarut kita gunakan pelarut yang sifatnya non-polar juga agar lemak yang terkandung didalam sampel dapat dipisahkan. Baik n-Heksane, benzene, atau petroleum eter bisa digunakan dalam kasus ini. Namun dari segi efektivitas maka pelarut dipilih n-Heksane
ReplyDeleteDestilasi nya berapa lama ka?
ReplyDeleteBiasanya 2-3 jam , semakin lama semakin baik , tergantung jumlah sampel sih .
ReplyDelete