Monday 7 March 2016

PENENTUAN KADAR KLORIDA (Cl-) DALAM SAMPEL AIR


PENENTUAN KADAR KLORIDA 
ARGENTOMETRI


A.     Latar Belakang
Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom dengan muatan ion negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan pelepasan ion klorida membentuk berbagai ikatan senyawa seperti potasium klorida atau sodium klorida (garam).
Klorin secara alami berbentuk gas yang beracun yang larut oleh air, baik dalam alam maupun tubuh manusia, umumnya dalam wujud klorida. Kadar klorida dalam tubuh sekitar 0,15% dari berat total tubuh dan utamanya ditemukan dengan sodium. Kurang dari 15% dari total klorida dalam tubuh berada di dalam sel dengan konsentrasi terbesar terdapat pada sel darah merah.
Sebagai salah satu elektrolit penting, klorida bekerja sama erat dengan sodium dan hidrogen (dalam bentuk hidroklorida) menghantarkan cairan tubuh. Dengan demikian klorida berfungsi sebagai distribusi cairan tubuh serta menjaga keseimbangan kation (ion positif) dan anion (ion negatif) dalam jaringan tubuh. Klorida mudah diserap di usus kecil dan disingkirkan juga dengan mudah oleh organ ginjal. Apabila kondisi memerlukan klorida, ginjal dapat menyimpannya guna menjaga keseimbangan dan regulasi kadar keasaman tubuh. Klorida bersama potasium juga ditemukan dalam sistem pernafasan manusia. Berkeringat berlebihan yang bisa membuang potasium tubuh juga ternyata mengurangi kadar klorida secara signifikan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya defisiensi potasium dan klorida secara bersamaan.
Klorida paling mudah ditemukan dalam bentuk garam yang kita konsumsi dari makanan ataupun tambahan garam waktu kita mengolah makanan. Garam dapur memiliki kandungan klorida yang sangat tinggi, sekitar 6x lebih besar dari kebutuhan minimal klorida manusia sudah dicukupi oleh keberadaan garam dalam pola makan normal sehari-hari. Sementara itu, banyak juga jenis-jenis bahan makanan yang memiliki kandungan klorida dalam tingkat yang baik dan cukup baik. Beberapa sumber-sumer makanan dibawah ini bisa digolongkan sebagai sumber klorida yang baik, yaitu :
1.      Rumput laut
2.      Seledri
3.      Tomat
4.      Selada air
5.      Minyak wijen

B.     Tujuan Praktikum
1.         Menjelaskan kandungan khlorida dalam air.
2.         Mengetahui metode analisis yang digunakan dalam penentuan kadar khlorida.
3.         Menentukan kadar khlorida dan kualitas air kolam ikan dengan metode Mohr-Winkler yaitu titrasi argentometri.
4.         Mengetahui kualitas air kolam ikan berdasarkan SNI 06-6989.22-2004.

C.     Manfaat Praktikum
1.      Dapat mengetahui kadar khlorida dan kualitas suatu produk pangan berdasarkan Standar Nasional Indonesia.
2.      Dapat mengetahui metode analisis yang efektif untuk digunakan.

3.      Terampil dalam melakukan analisa kadar khlorida.

A.    Prinsip Praktikum
Untuk menetapkan kadar Cl- dalam sampel air kolam dapat ditetapkan melalui metode titrasi merkurimetri dan titrasi argentometri.
1.         Titrasi merkurimetri
Menurut German Standard Procedures, titrasi ini menggunakan merkuri nitrat sebagai titran dengan indikator diphenylcarbazone. Kelebihan titran Hg2+ akan bereaksi dengan indikator diphenylcarbazone membentuk kompleks berwarna biru violet dalam suasana asam nitrat. Pada metode merkurimetri titik akhir titrasi dapat dilihat dengan mudah, karena sebelumnya pH larutan contoh diatur dengan penambah diphenylcarbozone.

2.         Tirasi argentometri
Menurut Mohr-Winkler atau Water Codex titrasi ini menggunakan reagen AgNO3 sebagai titran. Dalam suasana netral atau dalam larutan basa lemah, ion khlorida diendapkan dengan AgNO3 menjadi AgCl.


B.     Teori Dasar
Khlorida terdapat dalam setiap air minum dan selokan. Pada umumnya sebagai garam netalik. Apabila dalam air minum terdapat natrium dan konsentrasi khlorida sebesar 200 mg/L, maka akan menyebabkan rasa air menjadi pahit. Khlorida sangat bermanfaat dalam makanan. Khlorida masuk melalui sistem pencernaan tanpa mengalami perubahan. Penggunaan zeolit (zat penurun kesadahan air) didalam sabun dapat menyebabkan khlorida dalam jumlah besar didalam air limbah.
Khlorida didalam air ada dalam bentuk terikat atau bebas sebagai ion Cl-. Penetapan khlorida sangat penting untuk penetapan zat organik selain itu kandungan khlorida yang tinggi didalam air dapat menyebabkan rasa asin dan endapan korosif pada peralatan masak dan dapat merusak pipa-pipa air juga dapat mematikan tanaman. Pada umumnya air buangan mengandung khlorida lebih tinggi dibandingkan dengan air tanah karena sudah terkontaminasi, konsentrasi khlorida maksimum menurut SNI 06-6989.22-2004 adalah 300 mg/L ppm. Ketetapan ini hanyalah untuk mencegah perubahan rasa air dan bukan sebagai pencegah bahaya fisik.
Air mineral adalah air yang bebas dari mikroorganisme dan logam-logam berat yang layak untuk dikonsumsi. Air mineral biasanya diproduksi untuk dipasarkan sehingga kualitasnya harus memenuhi persyaratan untuk memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.

METODE PENELITIAN

A.    Prinsip Metode Praktikum
Titrasi argentometri     : Sejumlah tertentu sampel yang mengandung ion Cl- diendapkan dengan penambahan larutan AgNO3 0,01 N dalam keadaan netral atau basa lemah. Kemudian dititrasi menggunakan indikator penolftalein dengan titik akhir titrasi dicapai pada saat larutan berubah dari warna kuning sampai berubah atau terbentuk warna merah bata.
                                                                                      
B.     Reaksi
1.      Reaksi Pembakuan
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) ↓ putih + NaNO3(aq)
2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq)  Ag2CrO4(s)merah bata + 2KNO3(aq)
2.      Reaksi sampel
AgNO3 (aq) + Cl- (aq) → AgCl (s)(putih) + NO3- (aq)
K2CrO4 (aq) + 2AgCl (aq) → Ag2CrO4 (s) (endapan merah bata) + 2KCl (aq)



C.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a)    Buret 50mL
b)    Labu erlenmeyer 250 mL
c)    Labu ukur 100 mL
d)   Gelas ukur 10 mL
e)    Botol semprot
f)     Pipet volume
g)    Corong gelas
h)    Beaker glass 250 mL
i)      Statif dan klem

2.      Bahan
a)    Indikator kromat 5%
b)    AgNO3 0,01 N
c)    NaCl 0,01 N
d)   Aquadest
e)    Sampel air kolam ikan




D.    Prosedur Praktikum
1.         Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl
a.    Siapkan larutan standar NaCl sebanyak 0,01 N dalam 100 ml (BE=BM). NaCl yang digunakan harus dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1100C.
b.    Siapkan larutan AgNO3 0,01 N dengan menimbang ± 0,17 gram ke dalam labu ukur 100 ml (BE=BM).
c.    Pipet 10 ml larutan NaCl kedalam erlenmeyer 250 ml
d.   Tambahkan indikator kromat 1 mL.
e.    Titrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N sampai pertama kali terbentuk warna coklat kemerahan muncul tidak hilang.
f.     Lakukan titrasi duplo.
g.    Hitung normalitas AgNO3.
2.         Penetapan kadar sampel

a.    Masukkan 50 mL sampel ke dalam erlenmeyer 250 mL.
b.    Tambahkan indikator kromat 5% sebanyak 5 tetes.
c.    Titrasi dengan AgNO3 0,01 N dari warna kuning sampai berubah atau terbentuk warna merah bata.
d.   Catat volume titrasi.
e.    Hitung kadar Cl­- melalui perhitungan.


E.     Data Penimbangan dan Pengamatan
1.      Berat kaca arloji kosong    : 23,4114 gram
2.      Berat NaCl                        : 0,0585 gram
3.      Berat AgNO3                           : 0,1708 gram
4.      Standarisasi larutan AgNO3 0,01 N terhadap larutan standar NaCl
Titrasi
V. AgNO3
V. NaCl
Perubahan warna
1
10,00 mL
10,60 mL
Kuning menjadi merah muda
2
10,00 mL
10,80 mL
Kuning menjadi merah muda
Rata-rata
10,00 mL
10,70 mL
Kuning menjadi merah muda

5.      Penetapa kadar Clpada sampel air kolam ikan
Titrasi
V. Sampel
V. AgNO3
Perubahan warna
1
10,00 mL
0,70 mL
Kuning menjadi merah bata
2
10,00 mL
0,90 mL
Kuning menjadi merah bata
Rata-rata
10,00 mL
0,80 mL
Kuning menjadi merah bata

F.     Data Perhitungan
1.      Perhitungan LBP NaCl yang harus ditimbang
Normalitas NaCl = Gram/BE x 1000/v

2.      Normalitas LBS AgNO3 yang sebenarrnya
Normalitas AgNO3 = (VxN LBP NaCl)/V AgNO3

6.      Perhitungan kadar khlorida dalam sampel
         Kadar Cl- (ppm) = 1000/V sampel x N AgNO3 x BE Cl x V titran
  
G.    Pembahasan
Apabila dalam air minum terdapat natrium dan konsentrasi khlorida sebesar 200 mg/L, maka akan menyebabkan rasa air menjadi pahit. Khlorida sangat bermanfaat bagi tubuh. Khlorida masuk melalui sistem pencernaan tanpa mengalami perubahan. Klorida juga menjadi bagian penting dalam asam lambung yang berupa asam klorida (HCl), dimana asam lambung ini merupakan salah satu bagian utama dalam sistem pencernaan manusia.
Tingkat keasaman tubuh juga selalu dijaga dengan baik oleh kadar klorida. Ginjal akan menentukan apakah perlu membuang klorida, yang berupa sodium klorida yang masuk melalui sistem pencernaan, atau menyimpannya demi menyeimbangkan keasaman tubuh. Diduga klorida juga membantu hati memproses pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, klorida juga membantu tubuh dalam membuang zat karbondioksida yang bersifat merusak kesehatan. Proses ini sendiri sangatlah kompleks dimana klorida mengubah karbondioksida menjadi substansi bernama karbonat yang lebih mudah luruh ke dalam darah. Oksigen dan karbondioksida adalah contoh bentuk unsur atau senyawa yang tidak mudah diluruhkan ke dalam cairan darah manusia.
Untuk menghitung kadar khlorida dalam sampel air kolam ikan digunakan metode Mohr dengan titrasi argentometri. Hal ini didasarkan pada peralatan dan reagen kimia yang digunakan untuk analisa memadai. Selain itu metode ini dipilih karena biaya dan pengalaman analisa yang mampu memperkecil %eror analisa. Dalam titrasi argentometri digunakan larutan natrium klorida (NaCl) sebagai larutan baku primer dan larutan AgNO3 sebagai larutan baku sekundernya. Titrasi ini didasarkan pada pengendapan yang terbentuk antara ion Cl- dengan Ag+, sehingga menghasilkan perubahan warna dari warna kuning menjadi merah bata.
Hal penting yang harus diperhatikan selama analisa adalah penimbangan dan pengenceran yang teliti sangat diperlukan untuk menghasilkan data yang akurat. Hal lain yang harus diperhatikan ialah pH larutan selama titrasi harus berada antara 6,5 – 9. Jika larutan bersifat asam, maka akan terjadi reaksi:
2CrO42– + 2H+  2HCrO4–  Cr2O72– + H2O
Reaksi ini menyebabkan berkurangnya CrO4–, dan mungkin Ksp Ag2CrO4 tidak akan terlampaui. Jika larutan bersifat basa akan terbentuk endapan AgOH. Untuk menetralkan larutan yang asam dapat ditambahkan CaCO3 atau NaHCO3. sedangkan untuk larutan yang basa dapat diatur pHnya dengan menambahkan asam asetat, lalu ditambahkan CaCO3 yang agak berlebih. Dipilih indikator K2CrO4 karena suasana indikator cenderung netral. Kalium kromat hanya bisa digunakan dalam suasana netral. Jika kalium kromat pada reaksi dengan suasana asam, maka ion kromat menjadi ion bikromat.
Kandungan khlorida dalam air kolam ikan hasil analisa adalah 28,36 ppm sehingga kandungan khlorida pada air ini berada dibawah ketentuan SNI yang sudah ditentukan, yaitu memiliki batas maksimal khlorida dalam kolam ikan sebesar 300 mg/L (ppm) berdasarkan SNI 06-6989.22-2004. Hal tersebut memungkinkan kualitas yang baik dari air kolam untuk ikan.

H.    Kesimpulan
Dari hasil analisis penetapan kadar khlorida (Cl-) pada sampel air kolam ikan, kami dapat menjelaskan kandungan khlorida dalam air, mengetahui metode-metode dalam penentuan khlorida, dan terampil dalam melakukan analisis kadar Cl-  serta kandungan khlorida dalam sampel sebesar 28,36 ppm.